Jumat, 07 Maret 2008
Ketika Cinta Bertasbih 1
Sebelum membaca Novel baru karya Habiburahman El Shirazy (Kang Abik) ini. Saya berharap bahwa novelnya kali ini akan mengisahkan cerita yang jauh berbeda dengan novel Kang Abik sebelumnya yaitu Ayat-Ayat Cinta(AAC). Tapi
ternyata harapanku tidak seluruhnya terpenuhi, karena dalam novel (Dwilogi) Ketika Cinta Bertasbih (KCB) Episode I ini masih banyak hal-hal yang mirip dengan novel AAC. Sama seperti AAC, novel ini juga mengisahkan tentang kehidupan pelajar Indonesia yang berkuliah di Al-Azhar Mesir. Sempat terbersit sedikit kecewa karena harapan saya tak terpenuhi. Karena sempat saya bayangkan novel ini akan menjadi seperti dua novelnya Dan Brown yaitu Da Vinci Code dan Deception Point, dua novel itu mengisahkan tentang dua hal yang jauh berbeda, baik cerita, setting, maupun latar belakangnya. Kalau pun tidak seperti itu,ya setidaknya seperti novel-novelnya Karl May lah, misalnya Winnetou dan Kara Ben Nemsi (KBN), meski kedua novel tersebut sama-sama bercerita tentang petualangan Karl, tapi setting keduanya berbeda, kalau Winnetou mengambil setting di Amerika, sedangkan KBN mengambil setting di Timur Tengah.
Kembali ke Novel Kang Abik Ketika Cinta Bertasbih(KCB).AAC dan KCB sama-sama mengambil setting di Mesir, dan sama-sama mengisahkan tentang pelajar Indonesia di sana. Konfilknya hampir sama yaitu tentang kisah cintanya dengan wanita. Dalam novel ini saya melihat bahwa Kang Abik telah melakukan perbaikan tokoh utama, jika dibandingkan dengan tokoh utama di AAC, yaitu Fahri.Tokoh utama dalam novel KCB ini saya nilai lebih “membumi”. Kenapa saya bilang lebih “membumi”? Karena saya melihat tokoh Fahri dalam AAC adalah tokoh yang terlalu sempurna dan kelihatan sebagai tokoh khayalan banget, sudah pinter,cakep, banyak wanita yang menyukainya pula (terus terang beberapa teman saya tidak suka dengan AAC karena sosok tokoh utama yaitu Fahri yang telalu sempurna, sehingga kelihatannya ceritanya tidak realistis). Namun dalam KCB, tokoh utamanya yaitu Azzam, adalah tokoh yang tidak sesempurna Fahri. Bahkan bisa dibilang tokoh dari kalangan bawah. Karena Azzam adalah mahasiswa yang dimata mahasiswa lainnya dinilai kurang berprestasi karena dia menyambi kerja sebagai tukang pembuat tempe dan penjual bakso.
KCB menceritakan tentang Azzam mahasiswa Al-Azhar Cairo yang menyambi sebagai pedagang bakso dan tempe untuk menghidupi ibu dan adik-adiknya di Kartasura. Azzam sangat rajin bekerja, memasarkan tempe-tempenya ke kalangan ibu-ibu Indonesia yang tinggal di Mesir. Dia juga menerima pesanan bakso untuk acara-acara yang diselenggarakan oleh KBRI. Karena seluruh
waktunya lebih banyak dia gunakan untuk membuat tempe dan berjualan bakso, maka kuliahnya agak terlantar. Sehingga sudah 9 tahun dia mengambil S1 di Al-Azhar tapi belum lulus juga. Sebenarnya Azzam adalah anak yang cerdas terbukti pada tahun pertama di Al-Azhar dia lulus dengan predikat jayyid jidan atau sangat memuaskan.
Awalnya Azzam menaruh hati kepada Eliana, putri dari Duta Besar RI yang ada di Mesir. Eliana adalah sosok wanita cerdas lulusan dari Prancis. Kecerdasan, wajahnya yang cantik dan penampilannya yang modis seringkali mengundang perhatian banyak orang. Bahkan Eliana juga telah ditawari oleh salah satu TV Indonesia untuk bermain Sinetron. Kekaguman Azzam pada Eliana berhenti sampai situ saja, karena ternyata Eliana adalah sosok wanita yang dari segi agama tidak memenuhi kriterianya. Pergaulan bebasnya selama berkuliah di Prancis membuat Eliana seolah tak merasa bersalah ketika dia berniat memberikan sebuah hadian berupa French kiss atau ciuman ala Prancis kepada Azzam. Hadiah itu dia maksudkan sebagai tanda terimakasih karena Azzam telah membantunya membuat ikan bakar sebagai suguhan untuk jamuan tamu bapaknya. Kontan Azam menolak hadiah tersebut. Sejak saat itu Eliana telah dia hapus dari hatinya.
Berdasarkan informasi dari Pak Ali, sopir KBRI. Ada seorang wanita sholehah nan cerdas yang sedang mengambil S2 nya di Al-Azhar Mesir. S1 nya di Alexandria. Selain Sholehah, kabarnya wanita itu juga sangat cantik. Namanya Anna Alfathunnisa. Bermodal keberanian dan nekad Azzam berniat untuk melamar gadis tersebut. Dia pun meminta tolong kepada Ustad Mujab untuk melamarkannya. Namun, tak disangka-sangka ternyata Ustad Mujab menyuruh Azzam untuk mundur. Secara halus beliau mengatakan bahwa Azzam bukanlah tipe laki-laki pilihan Anna (karena Azzam hanyalah penjual bakso dan tempe). Dan ternyata Anna sudah dilamar oleh orang lain, yang tak lain adalah sahabat Azzam sendiri. Furqon namanya. Sejak penolakannya itu, Azzam bertekad kuat untuk tidak memikirkan pernikahan dulu. Dia berusaha lebih keras lagi dalam bisnis bakso dan tempenya. Seluruh penghasilannya dia kirimkan ke rumahnya untuk membiayai kuliah adik-adiknya di Solo. Azzam adalah seorang enterprenur yang tekun dan telaten serta bersunguh-sungguh dalam menjalankan usahanya.
Beberapa alur cerita tambahan juga mengalir menceritakan tentang permasalahan teman-teman serumah Azam . Azam adalah kepala rumah tangga dalam rumah tersebut. Karena dialah yang paling tua diantara teman-teman lainnya. Sebuah tragedy terjadi di rumah mereka, ketika salah seorang teman Azam membawa orang Mesir asli yang ternyata adalah tersangka buronan, yang tadinya berniat akan menginap di rumah mereka. Akibat tragedy itu, teman sekamar Azam yaitu Fadhil sempat pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.
Pada akhir cerita dari Novel Dwilogi KCB I ini, diceritakan bahwa Azzam akhirnya berhasil lulus dari Al-Azhar setelah mendapatkan suntikan semangat dari adik-adiknya di Solo. Setelah lulus dia berniat pulang ke Indonesia, tak disangka-sangka ketika dia pulang , ternyata dia sepesawat dengan Eliana dan Eliana mengajaknya duduk bersebelahan dengannya. Akankah Azzam kembali jatuh hati kepada Eliana? (Kita tunggu kelanjutan kisah ini di KCB 2)
Dalam Novel ini , ada dua alur cerita utama, selain tentang Azam, satu lagi adalah tentang Furqon. Furqon adalah sahabat Azam , Dulu mereka berangkat ke Mesir bersama-sama. Tapi nasib mereka berbeda. Kalau Azam adalah yatim dan miskin, sementara Furqon tajir. Saat-saat dia akan sidang thesis S2 nya di al-Azhar, cobaan berat menimpanya. Dia menjadi korban kebengisan oknum Israel. Dia diperdaya oleh seorang bernama Miss Italiana. Foto porno dia dengan seorang wanita beredar luas di internet. Furqon telah dijebak. Tak mungkin jika Furqon melakukan perbuatan bejat itu karena Furqon adalah mahasiswa alim yang juga mantan ketua PPMI. Padahal sebelumnya Furqon telah melamar Anna Alfathunnisa. Saat lamarannya diterima, tragedi itu terjadi, dia terkena vonis mengidap AIDS. Hidupnya hancur, bagaimana bisa dia yang tidak pernah melakukan hal-hal yang menyimpang dari agama, tapi bisa terkena AIDS? (Temukan jawabannya di KCB, silahkan beli atau pinjem :D )
Secara keselurahan saya menilai novel ini bagus dan membangun. Seperti novel AAC, novel KCB ini juga syarat hikmah dan dakwah di dalamnya. Penyampaiannya yang halus membuat kita serasa tidak digurui. Selamat buat kang Abik, teruslah berkarya, saya menunggu terbitnnya KCB 2 dan karya-karya lainnya yang berbeda !
Enaknya kasih bintang berapa ya, hmmm... bintang 4 aja ya... :)
Sedikit ralat , untuk bab 5 (meminang , halaman 119)
Pada kalimat “Maafkan aku Fur, aku sarankan kau mencari yang lain saja…”
Mungkin kalimat yang dimaksud sebenarnya adalah :
“Maafkan aku Rul --- Khairul (nama depan Azzam), aku sarankan kau mencari yang lain saja…”
Karena saat itu sedang terjadi dialog antara Ustad Mujab dengan Azzam, dan bukan dengan Furqon.
nb : yg mau pinjem, bukuku masih free alias blom ada yg mo minjem, buruan keburu keduluan lainnya....
FOTO BUKU DARI : INIBUKU.COM
sumber :www.sya2.multiply.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar