Jumat, 07 Maret 2008
Malam Pertama
Satu hal sebagai bahan renungan kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa
Justeru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan
Mandipun... harus dimandikan..
Seluruh badan kita terbuka...
Tak ada sehelai benangpun menutupinya..
Tak ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang ? lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok kita..
Itulah jasad kita waktu itu
Setelah dimandikan...
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu... jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju kita..
Bagian kepala, badan dan kaki diikatkan
Tataplah.. tataplah .. Itulah wajah kita
Keranda pelaminan ... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita
Diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah kudus
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat...
Saksi-saksinya nisan-nisan... yang telah tiba duluan
Siraman air mawar...pengantar akhir kerinduan
dan akhirnya....
Tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian..
Tuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap-rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah...
Dan ketika 7 langkah tlah pergi...
Kitapun kan ditanyai oleh sang malaikat...
Kitapun tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur...
Kita tak tahu...dan tak seorangpun yang tahu...
Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan...
Padahal nikmat atau siksakah yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...
Dan Dia Kekasih itu...
Menetapkanmu ke syurga...
Atau melemparkan dirimu ke neraka...
Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga
Tapi..., tapi... sudah pantaskah sikap kita selama ini.
Untuk disebut sebagai ahli syurga ??????
Wahai Sahabat.. mohon maaf.. jika malam itu aku tak menemanimu
Bukan aku tak setia...
Bukan aku berkhianat...
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga
Aku berdo'a ... semoga kita bisa menggapai husnul khotimah
sehingga menjadi ahli syurga.
Aamiin...
(Forward dari teman)
"Seorang yang cerdas adalah seorang yang mempersiapkan dirinya untuk kehidupan akhirat" (Nabi Muhammad)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar